kali ini saya akan membahas macam macam uji analisis regresi linier berganda yang sering digunakan dalam skripsi metode kuantitatif, sebelum memahas macam macam uji analisis regresi linier berganda ini kita harus tau dulu apa itu analisis regresi linier berganda, analisis regresi linier berganda adalah seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
uji yang pertama dilakukan adalah uji validitas dan reabilitas, pengujian ini digunakan untuk kelayakan dan kehandalan data yang akan diolah.
untuk lolos uji validitas ini dengan cara membandingkan r hitung
dengan r tabel, dikatakan data tersebut memenuhi validitas apabila r
hitung > r tabel hal ini diperkuat oleh teori ghozali (2013;53). r
tabel didapat dari taraf signifikan (α) sebesar 5% (0,05) dengan derajat bebas atau degree of freedom (df), menggunakan rumus :
df = n - 2
keterangan :
n : jumlah sampel
2 : two tail
uji yang kedua ini adalah uji reliabilitas, untuk lolos uji ini
dengan cara membandingkan apabila cronbach alpha > 0,70 maka data
tersebut dikatakan handal, hal ini diperkuat oleh teori ghozali
(2013;48)
untuk mengkur baik tidaknya analisis regresi linier berganda ini dengan cara memakai uji
asumsi klasik, uji asumsi klasik ini ada 5 uji, tetapi penulis akan
memasukan 3 uji saja karena uji ini sering digunakan oleh peneliti yaitu
:
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Uji multikolineritas dalam penelitian ini dengan menggunakan
dasar pengambilan keputusan, Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF)
tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1,
maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas (Ghozali,
2013;106).
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:
139), Untuk melihat adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan
uji statistik. Uji statistik yang dipilih adalah uji Glejser, dasar
pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser adalah
apabila hasil sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013;143).
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis grafik dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2013;163) yaitu: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
uji hipotesis ini adalah pengujian dugaan sementara, uji hipotesis ini ada dua yaitu, pengujian t (pengujian secara parsial, dengan kreteria t hitung > dari t tabel atau signifikan < 0,05 maka secara parsial dikatakan ada pengaruh), dan pengujian F (pengujian secara simultan dengan kreteria Fhitung > F tabel atau signifikan < 0,05 ama secara simultan ada pengaruh)
 |
|